Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menerima banyak kritik terkait musibah banjir Jakarta. Metode blusukan yang dilakukan selama ini dianggap bukan jawaban dalam menyelesaikan problematika Jakarta yang sangat pelik.
Sebaliknya, blusukan itu menjadi bumerang tersendiri yang dianggap banyak pengamat sebagai proses pencitraan sebagai jalan Jokowi untuk menjadi calon presiden 2014.
Akibatnya warga DKI Jakarta dirugikan, termasuk PDI Perjuangan sebagai partai yang mengusungnya.
"Harusnya Jokowi itu masuk DKI itu dengan prinsip solidaritas bersama karena masalah DKI tak mungkin bisa dikerjakan sendiri, sangat berat dan nyaris sama dengan masalah nasional," kata politisi PKS Fahri Hamzah seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, Selasa (14/1/2014)
Karena itu menurut Fahri yang juga anggota Komisi III DPR ini, yang diperlukan adalah menimbulkan sikap bahwa Jokowi milik semua orang. Tapi yang terjadi, orang-orang non partisan mengelilinginya dan akhirnya membuat Jokowi seperti milik satu partai saja.
Hal ini menurutnya bisa dilihat dari sikap orang-orang Jokowi yang memanas-manasi dirinya dan juga pada akhirnya seperti menjadi sikap Jokowi untuk melawan semua pihak yang dianggap menentang kebijakan-kebijakannya.
"Sementara Jokowi cenderung mengklaim berbagai keberhasian sebagai hasil kerjanya sendiri dan kegagalan karena disebabkan pihak lain baik secara horizontal maupun vertikal," ujar Wakil Sekjen DPP PKS ini.
Orang di sekeliling Jokowi kerap memanas-manasi agar Jokowi melawan DPRD DKI, presiden, menteri maupun kepala daerah lainnya. Padahal tegas Fahri, Jokow tak bisa bekerja sendiri.
Dia butuh presiden, DPRD, gubernur daerah lain dan bupati daerah lain dan juga butuh para menteri.
"Kalau berhasil diklaim sebagai kerja dia, kalau ada masalah dia tuding pihak lain. Pada akhirnya kalau dia menghadapi masalah seperti banjir ini bersikap, rasain loe," tegas Fahri. [ded]
KOMENTAR ANDA